RSS

Mitologi Pohon Joho

Mitologi Pohon Joho

Maskot SMA Negeri 13 Semarang



                Konon pohon Joho dihuni oleh seorang Dewi Cantik. Dewi berbadan ular berkepala manusia dan juga terdapat banyak emas yang di tunggu dan dijaga oleh seorang kakek.
                Wilayah disekitar pohon Joho tersebut merupakan sumber kemakmuran. Harta yang melimpah mulai dari cocok tanam sampai sumber air berupa perumbu ikan yang beranekaragam sehingga para pencari ikan lebih mudah mendapatkan ikan-ikan tersebut untuk menghidupi kehidupan mereka. Selain itu wilayah di sekitar pohon Joho yang diberi nama Rowosemanding juga digunakan sebagai sumber irigasi untuk persawahan disepanjang Rowo sampai Kalimas sumber airnya yang tak kunjung kering sekalipun pada musim kemarau.
                Sebagai tempat atau pusat berlubangnya pengembala kerbau dari semua penjuru di wilayah Rowosemanding banyak didapati ikan lele yang besar-besar yang sering dipakai sebagai sarana ritual dan kebudayaan tradisonal yang di pusatkan di Pohon Joho tersebut. Konon dianggap sebagai tempat yang keramat.
                Sumber air di pohon Joho pernah ditutup dengan Gong Emas oleh seorang Belanda guna pengeringan untuk persawahan dan pemukiman. Dari persawahan menjadi pemukiman penduduk. Dan akhirnya menjadi sebuah sekolah hingga sekarang. Dan Pohon Joho tersebut masih tetap hidup dan tumbuh hingga dijadikanlah sebuah maskot sebuah sekolah yaitu SMA Negeri 13 Semarang. Dan pohon Joho tersebut masih dikeramatkan dan siswa-siswi sering menyebutnya dengan sebutan “Mbah Joho”.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

XXI - Minggu

Minggu, 06 Mei 2012 aku bersiap untuk pergi ke cinema XXI di Paragon mall Semarang. Aku melihat 2 buah tiket film yang telah ku beli pada hari Jumat dan menatap jam dinding ternyata sudah jam 9.30 WIB lalu aku mencium ketekku yang membuatku sadar bahwa aku harus segera mandi. Setelah aku mandi, aku bersiap dan menunggu Riska menjemputku dan aku ijin kepada ibu, om dan nenek untuk pergi mengerjakan tugas. Tetapi tanpa diduga ketika Riska datang dan bertemu dengan ibuku ia bilang ia akan mengajakku pergi menonton film. Dan itu berbalik lurus sekali dengan ijin yang kuutarakan sebelumnya kepada ibuku.

Singkat kata aku pun langsung pergi bersama riska. Ketika di pom bensin, aku lupa membawa tiketku dan kami pun kembali kerumah untuk mengambil tiket. Ditengah perjalanan kami berhenti di pom bensin ngaliyan untuk menunggu Ida yang ingin ikut nonton film. Kami berangkat lebih awal karena agar Riska dan Ida tidak kehabisan tiket film Titanic 3D mereka. (nah terus 2 tiket tadi?) yang dua tiket tadi itu milikku dan temanku, Putra atau yang sering kusebut PaUs. Aku menonton tidak hanya bersama Paus melainkan juga bersama Ino dan temannya kalau tidak salah namanya Dika. Kami berempat akan menonton film The Avenger 3D dan diantara kami berempat akulah wanita satu-satunya. Yasudahlah.

Sesampainya di XXI Paragon Mall, kami langsung menuju ke XXI untuk membeli tiket Titanic 3D. Kami mengantri dan itu membuatku tidak nyaman karena seseorang dibelakangku mepet-mepet punggungku. Kurang ajar sekali bocah itu. Setelah membeli tiket, kami mondar-mandir naik dan turun keliling mall mencari tempat duduk dan minuman. Karena uang sedang tipis, aku sarankan untuk membeli air mineral botol kecil seharga 6000 rupiah. Tetapi ia menolak dan akhirnya Kami membeli minuman teh. Yang murah –

Kami kembali ke XXI dan duduk sambil menunggu jam tayang film. Selain itu aku juga menunggu PaUs dkk karena kami membuat janji untuk bertemu di XXI saja. Lama aku menunggu mereka tak kunjung datang. Sampai Riska pergi ke studio dan meninggalkan aku sendiri dibawah tepatnya di cafe XXI aku bolak-balik mencari dan mencari mereka di pintu masuk, loket antri tiket, bahkan di pojok ruangan. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk ke atas berpikir mungkin saja mereka telah menunggu di depan studio. Namun mereka tidak ada malah aku menemukan Riska dan Ida dan aku menghampirinya. Lama aku menunggu takut jika kelewatan. Aku tak melihat mereka, mereka tidak melihat aku. Bingung. (dramatis ya? Tapi inilah kejadian sebenarnya) lama aku menunggu hingga Riska dan Ida meninggalkanku untuk yang kedua kalinya

“selamat tinggal Dewi, aku meninggalkanmu. Lebih baik aku kehilanganmu daripada filmku” katanya dengan melambaikan tangan dan berjalan meninggalkanku 

Aku pasrah. Akhirnya ku telfon Ino, suaranya tidak jelas. Aku sms, tidak dibalas. Aku telfon berkali-kali hingga pulsaku habis, boros karena berbeda operator tetap tidak jelas. Lalu aku menunggu mondar-mandir mencari-cari lalu aku sms Ino lagi dimana posisi ia sekarang. Akhirnya ia membalas bahwa ia masih di Kalibanteng. WEH! MASIH JAUH BANGET! FILM UDAH MAU MULAI KENAPA MASIH DIKALIBANTENG???? Lalu ku balas untuk cepat menuju ke XXI. Ini menyebalkan sekali. Aku menunggu dan melihat antrian orang-orang yang akan masuk ke studio 4 untuk melihat film yang akan ku tonton. Sampai antrian tersebut habis, seluruh ruangan sepi yang tersisa hanya aku dan seorang lelaki berkepala botak seksi yang duduk didepan studio 4.

Semakin gelisah. Ingat kata-kata Ino yang “jika kita datang telat, lebih dari 15 menit maka tiket akan gosong” hah?? Bagaimana jika itu terjadi padaku? Uang 50.000 ku melayang tanpa kesan dan penuh kekecewaan! Hingga aku berpikir untuk masuk duluan tetapi bagaimana nanti dengan PaUs? Tiketnya yang bawa aku. Modar! Akhirnya ku putuskan untuk tetap menuggu sendiri dan berharap semoga belum 15 menit. Jika pun nanti akhirnya gosong, yasudahlah mungkin ini akibat saya korupsi uang SPP. Aku duduk sambil menatap tiket yang begitu dekat dengan api dan akan gosong, aku menoleh ke kiri, ke arah eskalator dan aku melihat 3 orang lelaki yang sedang berlari dan melihat ke arahku. Wow, bagaikan cahaya penuh harapan yang menghampiriku, menerangiku didalam kegelapan dan api yang akan membuat tiketku gosong.

Mereka berlari, menghampiriku, menyapaku dan meminta tiketku. Kami berempat langsung bergegas masuk kedalam studio, menyerahkan tiket, menerima kacamata 3D, dan mencari tempat duduk kami. Dengan tergesa-gesa Ino dan Dika langsung menuju ke atas sedangkan aku mencari-cari dimana aku dan PaUs harus duduk. Aku lupa dengan nomor kursi dan dibaris manakah tempat duduk Kami yang aku ingat kami berdua duduk ditengah. Aku melihat tiket tetapi tidak kelihatan karena gelap. Lalu aku melihat PaUs menerangi tiketnya di LED yang tepasang pada kursi. Menurutku, itu hal yang sedikit konyol. Tetapi tak apalah. Lalu kami pun dapat menemukan kursi Kami dan menikmati film.

(cerita filmnya nonton sendiri :D)

Film pun selesai. Kami tidak langsung keluar melainkan duduk dahulu menunggu antrian pintu keluar agak sepi. Setelah agak sepi, kami keluar dan ketika diluar kami berempat bingung mau kemana. Aku yang wanita sendiri, hanya bisa mengikuti para lelaki yang aneh ini. Pertama ke toilet, tapi saya tidak ikutan masuk ke dalam lho. Kedua di samping eskalator, lalu menuju sebuah tempat duduk. PaUs dan Ino duduk. Aku dan Dika tidak duduk karena disamping mereka ada orangnya. Ino berdiri, PaUs ikutan berdiri. Lalu mereka berdua duduk lagi. Ino berdiri lagi, Paus ikutan berdiri lagi. PaUs ini benar-benar tidak mempunyai pendirian. Disela itu, kami mengobrol tentang film dan alasan mengapa mereka terlambat dan membuatku menunggu lama. Sampai akhirnya orang-orang disamping mereka pergi dan membuat aku dan Dika dapat duduk disamping mereka. Aku duduk diantara Ino dan Putra, dan Dika duduk disamping Ino. Menunggu Riska dan Ida keluar. Saya tidak canggung karena mereka semua temanku dan saya lumayan akrab dengan mereka dan mereka baik terhadap saya. Walaupun terkadang mereka menyebalkan, tetapi yasudahlah.. aku anggap biasa saja dan tak pernah terjadi. Aku tidak marah dan benci terhadap siapapun sampai saat ini. Semua kuanggap biasa saja karena saya orangnya santai dan cuek. Apapun sikap dan perbuatan semua orang  tidak saya permasalahkan. Keterlambatan mereka pun aku lupakan.

Saya merasa nyaman karena posisiku diantara mereka tidak membuat saya canggung dan hanya terdiam tetapi aku dapat ikut bebicara, bercerita dan tertawa. Mereka menceritakan tentang kekonyolan mereka ketika hendak menonton film seperti alasan mengapa mereka terlambat, yaitu karena Ino dan Dika tidak menemukan Putra ditempat yang mereka janjikan untuk bertemu sampai-sampai Ino dan Dika muter-muter tempat tersebut padahal Putra sudah stay ditempat tersebut. Ini konyol. Bagaimanakah cara mata mereka digunakan dan melihat kearah mana sajakah sampai-sampai mereka tidak mengetahui letak satu sama lain padahal mereka berada diposisi yang begitu dekat? Konyol.

Lalu ketika Ino mencari tempat duduknya. Karena gelap, ia sampai menabrak tembok studio. Lalu kesalah pahaman Putra yang memegang gagang tempat duduk bioskop, karena gagang tersebut empuk dan halus dikiranya bahwa yang dipegang dan di grepe-grepenya adalah paha orang. Pikirannya jelek duluan dia. Ckck. Lalu akibat pertnyaan Ino “sehabis ini mau kemana” dan kebiasaan Putra menjawab “kalau ke hatimu bagaimana?” itu membuat mereka terlihat seperti pasangan abnormal. Untung ada aku diantara Ino dan Putra. Jika tidak ada mungkin mereka akan langsung berpegangan tangan dan bilang “ih.. co cweeet” ini agak menjijkan. Aku dan Dika pun hanya dapat tertawa. Lalu ketidak sadaran mereka jika mereka tidak aku telfon jika film akan segera dimulai mereka mengendarai kendaraannya dengan amat santai dan lambat bagaikan keong jalanan. Benar-benar tidak elit sekali. Dan masih banyak obrolan yang dapat membuat kami tertawa. Sampai akhirnya, Riska dan Ida keluar dengan bercucuran air mata dan menghampiri kami. Kami hanya bertanya kepada mereka, “ehm.. siapa ya? kita pernah kenal?” tiba-tiba ponselku berbunyi, Fani memanggil. Suaranya nyaring sekali sampai-sampai telingaku keluar darah. Oh nggak deng. Suranya tidak jelas, lalu aku matikan. Tak beberapa lama, Fani menelfon lagi, nggak jelas. Aku tutup. Yang pasti jika tidak salah dengar, ia mengatakan bahwa ia sedang berada di starbucks.

Kami memutuskan untuk turun, keluar  menuju cafe dimana Fani berada dan jika melihat Fani Kami akan hanya melambaikan tangan dan pergi meninggalkan Paragon Mall. Setelah sampai diluar, kami tidak melihat Fani berada di starbucks. Mungkin mata Kami memang tidak jeli untuk mencari seseorang. Lalu Fani menelfonku kembali. Tidak jelas lagi dan aku suruh dia untuk sms. Dan jelas.. ternyata dia bertanya kepadaku “password wifi di Paragon mall itu apa?”. Jaelah, saya kira Fani melihat kami dan menyuruh kami masuk tetapi itu salah besar --

Kami masih bertanya kemana kami akan pergi. Riska mengajak untuk makan dahulu di KFC (maklum kantong pelajar, jadi makan yang murah). Tetapi Ino dan Dika mempunyai tujuan lain. Mereka ingin ke Sri Ratu untuk mencari dan mungkin membeli T-shirt. (ah, padalah saya tau kalau mereka tidak ingin ter”hipnotis” lagi untuk membeli CD di KFC ketika hari Jumat). Akhirnya, kami berpisah. Putra dan Ida langsung pulang kerumah, Ino dan Dika pergi ke Sri Ratu, dan aku bersama Riska bimbang antara ke KFC dulu atau langsung pulang. Namun akhirnya kami pulang dan sialnya ditengah perjalanan kami kehujanan. Sedikit basah, kami berteduh di sebuah mini market sambil bercerita kejadian tadi. Setelah reda, kami melanjutkan perjalanan dan sialnya lagi, ternyata daerah dekat rumah kami kering alias tidak hujan! Wow, ini menyebalkan sekali.

Sesampainya dirumah, sedikit perasaan takut dan canggung aku mengucapkan hati-hati dijalan dan semoga tidak dimarahi oleh Mamanya kepada Riska. Aku memasuki rumah. Aku melihat wajah ibu yang sedikit cemberut kepadaku. Aku kira ibu marah padaku karena aku pulang terlambat dan membohongi tentang aku akan mengerjakan tugas tetapi ternyata nonton film. Aku berjalan, mengucapkan salam, memberi alasan mengapa pulang terlambat, menaruh helm dan pergi ke kamar. Tiba-tiba ibu memasuki kamar. Aku langsung deg degan dan berfikir, pasti Mama mau bertanya aku kerja kelompok atau nonton film. Tetapi tanpa di duga, ternyata Mama malah meberikanku sebuah tahu goreng yang tidak lagi hangat dan ia pergi.

memakannya aku pergi mandi sambil berfikir bagaimana kalau nanti Mama bertanya seperti itu kepadaku? Sampai-sampai aku keliru, tanpa sadar aku mencuci rambutku menggunakan sabun cair. 


Satu harapan, semoga Mama tidak bertanya soal ini kepadaku.

Sekian,

Salam santai. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mohon Doa Restu

Kami para admin blog LoungePelajarSantai minta doa restu untuk mengerjakan soal Ulangan Harian Fisika pada hari Senin, 23 April 2012 :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Soal UN Tahun Depan Akan Semakin Sulit

Permisi.. info sedikit ya tentang berita yang muncul pada Senin, 16 April 2012 | 10:06 WIB di Kompas.com 
Kami meRepost ini selain untuk lebih menyebar luaskan berita ini lagi Kami bertujuan untuk menyadarkan Kami untuk belajar lebih giat lagi dan tidak bersantai-santai lagi ketika Kami ngeposting. (Jadi kalau pas ngepost, terus nggak sengaja lihat ini berita Kami langsung sadar agar tidak bersantai-santai atau main-main)


oke, langsung saja



JAKARTA, KOMPAS.com- Tingkat kesulitan soal-soal dalam ujian nasional akan dinaikkan tahun depan. Selain itu, untuk semakin memperkecil kecurangan atau kebocoran soal maka keragaman jenis soal pun akan ditambah. Pada tahun ini pemerintah membuat lima variasi soal dan tahun depan akan dibuat 10 variasi soal.
Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai meninjau persiapan dan pelaksanaan ujian nasional (UN) di SMA Negeri 13, Sekolah Luar Biasa Negeri 4, dan SMA Al-Jihad, Senin (16/4), di Jakarta Utara.
"Variasi nilai makin banyak sehingga probabilitas ketemu akan sulit. Jadi, dalam satu kelas hanya akan ada dua siswa yang soalnya sama," kata Nuh.
Tingkat kesulitan siswa, lanjut Nuh, dinaikkan untuk meningkatkan kualitas nilai dan hasil perolehan nilai siswa. Meski demikian nilai rata-rata akan tetap dipatok 5,5. Nilai 4 pada salah satu mata pelajaran yang di-UN-kan juga masih dinyatakan lulus.
"Soal UN se-Indonesia akan tetap sama tingkat kesulitannya. Nilai 4 masih kita gunakan untuk mengakomodasi kemampuan daerah-daerah lain," kata Nuh.
Untuk meningkatkan kualitas soal, Nuh mengingatkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud untuk memperbanyak soal dan variasinya yang ada di dalam Bank Soal.
Ketua BSNP Moehammad Amman Wirakartakusumah menambahkan, komposisi soal UN tahun ini 10 persen kategori soal sulit, soal kategori sedang (60 persen), dan soal kategori mudah (30 persen).
"Kualitas soal meningkat dari tahun ke tahun untuk menaikkan nilai tukar prestasi siswa. Apalagi nanti hasil UN akan menjadi paspor ke perguruan tinggi," kata Nuh.




Berarti, itu depan! Tepatnya pada angkatan Kami. Wow 


Semoga Kami dan teman-teman semua yang seangkatan Kami bisa mengerjakannya dengan mudah. Amien.


Sekian, 
Salam santai.


Link sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/04/16/1006204/Soal.UN.Tahun.Depan.Akan.Semakin.Sulit

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Paris Van Java

Kemarin malam, tepatnya pada hari Senin, 16 Oktober 2012. Dua admin blog LoungePelajarSantai yaitu Dewi S Pratiwi dan Riska Ariestya IC bersama dengan kawan-kawan sekelasnya yaitu Fani, Opal dan Desi pergi nongkrong ke sebuah cafe di Jalan Singosari, Semarang. Cafe tersebut adalah Paris Van Java. Yak! PVJ. Dengan menggunakan formasi Riska sama Opal dan Fani sama Desi yang berangkat dari Semarang Barat sedangkan aku berangkat dari Semarang Utara karena ada TM sebelum ke PVJ. Mereka berempat berangkat pada pukul 6.30pm dan akan menemuiku di Gedung PRAMUKA. Tetapi karena kebablasan, akhirnya mereka menemuiku di depan BI. Dan saya telat datang.

Singkat cerita, Kami sampai di cafe tersebut. Seperti saya duga, cafe ini seperti tempat kencan. Dilihat dari fotonya yang aku dapat dari google dan Fani, sudah kelihatan banget kalau tempat ini romantis abis. Riska juga sependapat denganku, tempat ini seperti untuk tempat kencan. Dengan nuansa bagaikan warung remang-remang tetapi elit dan dengan ruangan yang serba putih, sofa yang empuk, gorden, wow bagaikan diruang tamu sendiri.

Kami memilih untuk duduk diatas alias lantai 2 sesuai dengan saran waiter yang unyu dan misterius itu. Wow, si Fani saja sampai salah tingkah dan membuat pelayan tersebut kebingungan. Jujur, aku juga bingung ini orang kenapa. Dengan tanpa alasan yang jelas, aku cuma ikutan ketawa seperti yang lainnya. Ketawa GaJe.

Lalu Kami diberi 4 buku menu dan Kami masing-masing memilih menu yang akan Kami santap. Aku nggak inget apa nama makanan dan minuman yang Kami pesan, yang pasti aku memesan es coklat dan udang, Riska memesan pancake, spageti dan hot coffe (seperti biasa kalau makan selalu 2 porsi), Opal hanya memesan spageti (irit katanya), Fani dan Desi memesan sop iga bakar dan ice chocoberry satu untuk berdua. Tidak lupa mereka berdua juga memsan nasi putih. Wow, sepertinya yang normal cuma saya. Ternyata, Opal, Desi dan Fani membawa bekal dari rumah yaitu air mineral. yak!! air mineral alias air putih. Belajar hidup sehat sepertinya mereka yah.

Lama Kami agak lama dalam memilih menu yang akan santap malam itu. Sampai-sampai pelayannya bersembunyi dibalik gorden menunggu para wanita cantik ini memesan. Lalu Kami memanggil pelayan unyu nan misterius tadi untuk keluar dari persembunyiannya dan menulis menu pesanan Kami. Kami pun memesan menu yang tadi aku sebutkan diatas. Padahal saya kira mereka akan memesan sayur kangkungdan air mineral, ternyata salah. Kami menyebutkan pesanan Kami sambil seperti menertawakan pelayan tadi. Padahal Kami hanya tertawa nggak jelas. Pelayan tersebut pun merasa kebingungan dan mungkin ia berfikir, apa yang salah? apakah aku kurang tampan dan menawan? Setelah ia mencatat semua pesanan Kami, ia menuju ke bawah dan ketika dibawah ia melihat Kami kembali yang sedang tertawa tidak jelas dengan wajahnya yag amat kebingungan. Kasihan dia.

Tak beberapa lama, pesanan Kami pun datang. Lagi-lagi Kami tertawa nggak jelas oleh karena Desi dan Fani. Ia kaget melihat pesanan mereka, sop iga bakar yang dikiranya mereka adalah hanya semangkuk kecil sop dan nasi putih. Mereka sempat kaget dan kecewa sampai akhirnya mereka menyadari bahwa sebuah iga bakar beserta nasi yang mengiringinya. Mereka baru ngeh.Dan Kami pun tertawa kembali.

Sebelum makan, kami berfoto-foto dulu. Biasalah.. setelah foto, sebelum makan Kami berdoa dahulu yang dipimpin oleh anaknya Pak RT (Riska) tetapi yang membacakan doanya adalah Desi. Aneh ya? Memang.
Lalu aku langsung menyantap pesananku. Udang gireng tepung dan Ice Chocolate PVJ. Menurutku, es nya kurang banyak. Pelit banget -__- dan rasa udangyaaa sebetulnya udangnya enak, tapi tepungnya itu lho kok nggak berasa -_- Tapi okelah.. mungkin lidahku yang kurang tajam atau apa. Walaupun menurutku rasa makanannya kurang memanjakan, tetapi tempat dan suasananya bikin betah.




Selesai makan, Kami iuran untuk membayar. Setelah Fani dan... dan siapa ya itu aku lupa. Kalau nggak Desi ya Opal deh. Mereka kembali ke tempat duduk dimanan Kami makan. Karena masih betah, Kami belum pulang dan memnfaatkan free wifi yang ada di cafe tersebut. Lalu membicarakan total bayar dan kembalian. Untuk aku sendiri, aku habis Rp. 53.000,- dan yang lain, saya nggak urusan :D Kami juga membicarakan tentang teman Kami yang mengalami kecelakaan dan rencana untuk menjenguknya. Selain itu juga sempat muter-muterin ruangan dan aku menemukan sebuah westafel. Padahal tadi si Desi nyari-nyari sampai ke lantai bawah dan bertemu oleh mas unyu nan misterius itu. Aku yang sibuk berkaca didepan westafel melihat mereka ketawa. Kasihan Desi.

Setelah itu, Kami pun memutuskan untuk pulang dan untuk saya sendiri, sampai dirumah sekitar jam 10.30pm. Tidak tau deh kalau yang lainnya nyampe rumah jam berapa.

Sekian,
Salam Santai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS